Sukses

Digiasia Bios jadi Perusahaan Embedded Finance as a Service Pertama di Indonesia

Digiasia Bios mengumumkan strategi bisnis terbarunya sebagai Embedded Finance as a Service (EFaaS) pertama di Indonesia.

 

Liputan6.com, Jakarta Laporan Statista 2022 dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menyebutkan bahwa sektor ekonomi digital dunia saat ini sedang mengalami kondisi Tech Winter lantaran adanya konflik geopolitik, scarring effect pasca pandemi Covid-19, hingga terjadinya stagflasi di sejumlah negara.

Namun Indonesia dinilai mampu menghadapi tantangan ini secara progresif karena memanfaatkan keadaan ini sebagai momentum untuk akselerasi digitalisasi sektor jasa keuangan.

Mengacu pada momentum ini, Digiasia Bios mengumumkan strategi bisnis terbarunya sebagai Embedded Finance as a Service (EFaaS) pertama di Indonesia.

Digiasia Bios yang didirikan pada 2017 lalu oleh Alexander Rusli dan Prashant Gokarn, memiliki ambisi untuk mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan kumpulan teknologi yang dimiliki.

Sebagai EFaaS,  Digiasia Bios akan berperan sebagai medium integrasi antara 4 blok ekosistem digital - platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan atau fintech yang berlisensi, dan jaringan retail offline.

Pemberdayaan Layanan Keuangan

Teknologi penghubung ini dimaksudkan juga untuk memberdayakan layanan keuangan di Indonesia dengan mendemokratisasikan layanan perbankan yang sudah ada.

“Sebagai EFaaS, kami membantu perbankan & institusi keuangan dalam memodulasi fitur mereka untuk disematkan dalam ekosistem platform SaaS (B2B & B2C) yang mereka miliki," kata CEO dan juga Co-Founder dari Digiasia Bios Alexander Rusli dalam keterangan tertulis, Kamis (23/3/2023).

"Hal ini ditujukan agar pengguna SaaS dapat mengakses transaksi keuangan mereka secara mulus dengan mode pembayaran multi varian dari berbagai sumber tanpa harus meninggalkan aplikasi asli mereka, namun dapat menggunakan ekosistem jaringan gerai ritel untuk melayani transaksi offline mereka," lanjut dia.

Dengan adanya 4 aset berlisensi sah yang dimiliki - KasPro, KreditPro, RemitPro dan DigiBos, Alex mengaku posisi sebagai EFaaS memampukan Digiasia Bios mendekonstruksi dan merekonstruksi kapabilitas perbankan dalam membantu perjalanan transaksi keuangan digital mereka di ekosistem multi vertikal perekonomian Indonesia.

 

 

2 dari 4 halaman

Penyematan Teknologi Bisnis

Arsitektur penyematan teknologi bisnis dari Digiasia Bios sendiri diselaraskan sedemikian rupa agar lebih mudah dipahami oleh orang-orang awam.

“Melalui keempat lisensi teknologi, Digiasia Bios memungkinkan para mitra untuk membuat sistem konstruksi mandiri (Do It Yourself) atas aplikasi/ platform keuangan/ fintech yang sudah mereka miliki. Sebagai penghubung antara ekosistem ini, kami ingin membantu agar para mitra dapat menghadirkan pengalaman bertransaksi yang menyenangkan melalui omnichannel kepada target pengguna aplikasi mereka,” ungkap Alex. 

Dalam skema strategi integrasi ekosistem digital saat ini, portal integrasi layanan keuangan yang dihadirkan oleh Digiasia Bios sebagai EFaaS adalah seperti layanan pembayaran untuk konsumen dan B2B. Ada juga sistem point of sale lending, pinjaman B2B, Banking & Cards (CASA) dan kedepannya, akan ada layanan keuangan lainnya. 

“Memposisikan diri sebagai EFaaS pertama di Indonesia, kami ingin merealisasikan posisi fintech Indonesia sebagai sektor unggulan ekonomi digital di masa yang akan datang. Hal ini tentunya sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin mengiring ekonomi Indonesia masuk pada status perekonomian yang stabil dan tangguh dalam menghadapi kondisi perekonomian global saat ini,” tutup Alex. 

 

 

3 dari 4 halaman

Bangun Ekosistem Digital, Digiasia Bios Bantu Jabar Genjot Pendapatan Asli Daerah

Digiasia Bios mengumumkan kooperasi terbarunya dengan PT Jabar Telematika (JT Digital), salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam acara Collaboration Forum Jasa Sarana.

Hermansyah Haryono selaku Chief Operating Officer (COO) Digiasia Bios menandatangani naskah kerjasama dengan Direktur Utama PT Jabar Telematika Thalhah Fakhrizal pada 16 Maret 2023.

Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Dr. (HC) Ridwan Kamil, Direktur Utama PT Jasa Sarana serta CEO dan Co-Founder Digiasia Alexander Rusli, yang bertempat di Kantor Gubernur Jawa Barat - Gedung Sate Bandung. 

Digiasia Bios turut serta secara aktif mengembangkan pertumbuhan bisnis di wilayah Jawa Barat bersama dengan pemerintah, BUMD dan ekosistem bisnis karena adanya potensi yang cukup besar.

Pertama, Jawa Barat diperkirakan memiliki 50 juta penduduk atau sekitar 20 persen dari keseluruhan populasi masyarakat Indonesia.

Kedua, Jawa Barat disebut memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Jawa. Dan yang terakhir, Jawa barat memiliki dana investasi tertinggi di Indonesia serta menjadi tujuan Investasi yang paling efisien di Indonesia.

“Melakukan perluasan penetrasi dari teknologi digital dan finansial menjadi salah satu motivasi terbesar yang kami miliki saat ini. Karena itu, kami bangga dapat bermitra dengan salah satu BUMD besar seperti PT Jasa Sarana dan PT Jabar Telematika untuk menyediakan solusi digital dan infrastruktur berbasis ICT terbaik seperti sistem cashless digital, IoT, telekomunikasi, AI serta aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi pemerintah, kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat termasuk BUMD, perusahaan dan masyarakat Jawa Barat," kata CEO dan Co-Founder Digiasia Alexander Rusli, Jumat (17/3/2023).

Kerjasama antara Digiasia Bios dan PT Jabar Telematika ini termasuk dalam upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengakselerasi transformasi digital dan inovasi bisnis diantaranya untuk mendukung operasional dan sinergi BUMD Jawa Barat, operasional perusahaan di bidang migas, pelabuhan terbesar di Jawa Barat, kawasan-kawasan industri serta pemerintah daerah.

4 dari 4 halaman

Tingkatkan PAD

Sebagai realisasi kerjasama ini, Digiasia Bios dan dan PT Jabar Telematika pada kuartal III 2023 nanti akan meluncurkan satu ekosistem daerah yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di setiap kota dan kabupaten Provinsi Jawa Barat, melalui program sistem elektronik dan cashless seperti eGovernment, Smart City atau Smart Village sehingga dapat memberikan dampak secara nyata dan berkelanjutan bagi pemerintah dan masyarakat Jawa Barat.

Peranan Digiasia Bios nantinya akan menghadirkan produk serta layanan yang memungkinkan mitra serta masyarakat umum memanfaatkan teknologi dalam mengoptimalkan proses pengelolaan keuangan, baik dalam hal bisnis maupun kehidupan sehari-hari.

Dengan besarnya penetrasi teknologi digital dan layanan keuangan yang telah dimiliki oleh Digiasia Bios, Alex mengaku bahwa kolaborasi ini akan menjadi satu langkah baru bagi perusahaan dalam melakukan pengembangan kerjasama berbasis ICT dan Telekomunikasi.